Pada
jaman sekarang teknologi komunikasi berkembang sangat pesat sehingga muncul lah
istilah dunia maya. Dunia maya itu adalah dunia yang tidak sebenarnya, dunia
ini merupakan tempat dimana untuk berinteraksi langsung secara online. Dengan adanya dunia maya ini memunculkan
keragaman penggunaan maupun gambaran identitas penggunanya. Dalam dunia maya
banyak orang mempertimbangkan penampilan diri mereka dengan sebaik-baiknya agar
menarik banyak orang untuk berinteraksi dengan mereka. Di dunia maya biasanya
identitas diri seseorang dibuat berdasarkan penilaian diri mereka di dunia
nyata. Hal itu yang membuat banyak orang bisa mengembangkan dirinya dengan
sebaik mungkin saat berselancar di dunia maya. Sebelum lanjut kepembahasan
berikutnya ada baiknya kita memahami apa itu definisi dari identitas dan dunia
maya.
Kata identitas diambil dari bahasa latin yaitu idem
yang berarti “serupa”. Hal tersebut merupakan dasar dari pengaturan
kepribadian. Identitas adalah kesadaran diri, seperti diambil dari pendapat dan
pengamatan diri. Identitas merupakan pengumpulan dari semua gambaran diri dalam
mengatur keseluruhan, tidak hanya dengan kepandaian bergaul dengan siapapun,
objek sifat, dan peran. Identitas berbeda dengan konsep diri, didalamnya
terdapat kenyataan terhadap perasaan dari orang lain. Identitas menyatakan
kesadaran dari seseorang sebagai seorang individu (Stuart&Laraia, 2005).
Identitas, merupakan sebuah hal yang penting di dalam
suatu masyarakat yang memiliki banyak anggota. Identitas membuat suatu gambaran
mengenai seseorang, melalui; penampilan fisik, ciri ras, warna kulit, bahasa
yang digunakan, penilaian diri, dan faktor persepsi yang lain, yang semuanya
digunakan dalam mengkonstruksi identitas budaya. Identitas menurut Klap
(Berger, 2010: 125) meliputi segala hal pada seseorang yang dapat menyatakan
secara sah dan dapat dipercaya tentang dirinya sendiri statusnya, nama,
kepribadian, dan masa lalunya (dalam Ayun, 2015).
Dunia
maya atau cyberspace adalah sebuah dunia komunikasi berbasis
komputer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual (tidak langsung
dan tidak nyata). Walaupun dilakukan secara virtual, kita dapat merasa
seolah-olah ada di tempat tersebut dan melakukan hal-hal yang dilakukan secara
nyata. Dunia maya (cyberspace) juga dapat diartikan sebagai
suatu Imaginary Location (tempat aktivitas elektronik
dilakukan) dan juga menjadi sebuah massy virtual yang terbentuk
melalui komunikasi yang
terjalin dalam sebuah jaringan komputar (interconnected computer networks).
Identitas
maya atau identitas daring adalah sebuah identitas sosial yang dipakai oleh
seorang pengguna Internet di komunitas maya dan situs web. Meskipun beberapa
orang memilih untuk memakai nama mereka yang sebenarnya di dunia maya, beberapa
pengguna Internet memilih untuk menjadi anonim, mengidentifikasikan diri mereka
sendiri dengan pseudonim (nama samara).
Apa
yang menjadi perbedaan identitas tersebut? Perbedaannya adalah bagaimana cara
komunikasi verbal dan non-verbal seseorang di dunia maya dan di dunia nyata.
Sebagai contoh kasus yaitu banyaknya keluhan para mahasiswa yang berkenalan di
dunia maya, lalu saat pertama bertemu merasa tidak nyaman dan menyesal karena
cara komunikasi verbal dan nonverbal yang dilakukan di dunia maya berbeda
dengan di dunia nyata. Padahal di dunia maya saat mereka chatting dan
free calling sekalipun komunikasi terjadi dengan lancar. Mengapa hal
seperti ini dapat terjadi? Salah satu sebabnya adalah mungkin orang yang saling
berkenalan ini gugup atau sifat aslinya adalah pemalu jika bertemu secara tatap
muka. Namun, di dunia maya tidak terlihat sifat-sifat nya ini. Selain itu, pada
saat bertemu di dunia nyata body appearance dan body behavior
seseorang dapat berbeda dengan yang dia tampilkan di dunia maya. Tak hanya itu,
berkenalan dengan stranger di dunia maya dapat memicu tindak kejahatan.
Sering sekali kita mendengar kasus perkenalan seseorang dengan orang lain di
Facebook yang berakhir tragis. Misalnya, mereka yang melakukan kejahatan adalah
seorang psychopath, namun kita tidak bisa mendeteksinya sama sekali saat
kita berinteraksi di dunia maya. Jadi kita harus waspada ketika berkenalan
dengan seseorang di dunia maya. Juga, kita harus bijaksana saat membangun
identitas nyata (real identity) dengan identitas virtual (virtual
identity) kita. Karena memang tidak bisa dipungkiri setiap orang ingin
terlihat positif di dunia maya, namun kita harus mempertimbangkan juga dampak
yang akan ditimbulkan jika kita tidak menyelaraskan identitas nyata dan
identitas.
Virtual
Identity merupakan identitas maya, identitas yang sengaja
dibuat untuk pemenuhan berbagai hal dalam dunia cyber. Perubahan
tersebut membawa pada perbincangan bahwa realitas saja tidaklah cukup, perlu
adanya sesuatu kemudahan, kecepatan, dan akses untuk pelbagai kebutuhan. karena
dunia cyber memberikan kemudahan dan segala hal yang lain menjadi cepat,
maka batas-batas dalam lingkup yang selama ini kita kenal seperti kultural,
ideologi, kelas sosial, gender, usia, nasionalitas, agama, dan etnis sanggup
terhapus menurut (Budiman 2002 ) bahwa
ketika dunia tidak lagi mengenal tanpa batas, ia menjadi semakin besar tapi
sekaligus juga memudar.
Cyberspace telah menciptakan perubahan
yang mendasar tentang identitas. Sistem komunikasi di jembatani oleh komputer,
dan hal tersebut telah melenyapkan batas-batas identitas itu sendiri di
dalamnya. dalam arti lain menjadi orang yang berbeda-beda identitasnya di waktu
yang bersamaan. menjadikan semacam kekacauan.
Identitas yang akan mempengaruhi
persepsi, pikiran, personalitas dan gaya hidup. bila semua orang bisa memakai
identitas apapun, maka tidak ada lagi yang namanya identitas itu sendiri.
Virtual
identity selain bisa muncul kasus penipuan juga bisa
menjadikan orang yang pengecut, dengan tidak terlihatnya fisik alias bertatatap
muka, mereka seenaknya membuat kata-kata
dalam kolom komentar dengan cercaan dan makian, padahal dia tidak berhubungan
langsung akan hal tersebut, inilah yang membuat kegelisahan bangsa ini.
Bukannya mendukung dan membantu.
CARA
MANAJEMEN IDENTITAS DIRI KITA DALAM DUNIA MAYA
Manajemen
identitas adalah
proses organisasi untuk mengidentifikasi, mengotentikasi, dan mengotorisasi
individu atau kelompok orang untuk memiliki akses ke aplikasi, sistem atau
jaringan dengan mengaitkan hak-hak pengguna dan pembatasan identitas yang telah
ditetapkan. Identitas yang dikelola juga dapat merujuk ke proses perangkat
lunak yang membutuhkan akses ke sistem organisasi. Manajemen identitas
mencangkup mengautentikasi pengguna dan menentukan apakah mereka diizinkan
mengakses sistem tertentu. Manajemen ID bekerjasama dengan sitem manajeman
akses identitas (sistem IAM). Manajemen identitas difokuskan pada otentikasi,
sedangkan manajemen akses ditunjuk untuk otorisasi. Manajeman ID menentukan
apakah pengguna memiliki akses ke sistem, tetapi juga menetapkan tingkat akses
dan izin yang dimiliki pengguna pada sistem tertentu. Sebagai contoh, seorang
pengguna mungkin diizinkan untuk mengakses suatu sistem tetapi dibatasi oleh
beberapa komponen.
Tujuan
utama manajemen identitas adalah untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang diotentikasi
yang diberikan akses ke aplikasi, sistem, atau lingkungan TI tertentu yang untuknya
mereka diotorisasi. Ini termasuk kontrol atas penyediaan pengguna dan proses
orientasi pengguna baru seperti karyawan, mitra, klien dan pemangku kepentingan
lainnya.
Singkatnya, kita dapat meringkas manajemen
identitas digital dalam 5 tingkatan yang berbeda:
1. Manajemen
Data
Manajemen Data menentukan cara menyimpan, mengamankan,
mengubah, mengambil, dan mengarsipkan data tentang seseorang.
Ini juga perlu menentukan cara menghapus informasi pribadi yang dapat
diidentifikasi.
2. Otentikasi
Pengguna
memberikan bukti bahwa mereka adalah siapa yang mereka klaim. Contohnya
adalah login melalui kata sandi,
otentikasi perangkat atau 2-faktor, atau otentikasi pengguna biometrik
melalui sidik jari atau pengenalan wajah.
3. Verifikasi
Langkah
verifikasi memeriksa apakah otentikasi dan bukti identitas yang
diberikan valid, dan informasi yang diberikan benar dan sejalan dengan
data yang disimpan sebelumnya.
4. Akses
Akses mengacu pada hak pengguna untuk mengakses
akun mereka, dan hak pengguna atau pihak ketiga untuk mengakses informasi
pribadi yang dapat diidentifikasi.
5. Antarmuka
Pengguna dapat berinteraksi dengan layanan dan akan
melihat informasi yang relevan dengan dan ditargetkan pada profil
penggunanya.
Faktor yang membentuk identitas digital
Konstruksi identitas digital dikondisikan oleh
banyak faktor, di antaranya yang menonjol :
1.
Profil pribadi , Baik di jejaring sosial seperti: Facebook atau
Instagram, media social profesional seperti LinkedIn, pencarian pekerjaan
portal atau layanan online lainnya;
2.
Komentar yang dibuat di forum, blog, jejaring sosial, dll .
3.
Konten yang diunggah ke jaringan, baik: foto, video, presentasi, pos,
dan lain-lain. Jaringan kontak dalam dunia digital: teman, kolega, pengikut,
dan orang-orang yang kita ikuti.
4.
Alamat email , penggunaan yang berikan, dan seberapa terlihatnya.
5.
Layanan Pesan instan yang gunakan: Whatsapp, Telegram, Facebook,
Messenger, Line.
6.
Nickname atau alias yang digunakan.
7.
Avatar yang dipilih untuk profil.
Cara melakukan manajemen identitas dalam dunia maya, yaitu:
1. Menggunakan Nama Samaran atau Nama Asli
Penggunaan
nama samaran memudahkan kita untuk memisahkan penggunaan internet untuk
keperluan pribadi dan profesional. Untuk keperluan pribadi, mungkin berkelana
di internet dengan nama samaran. Sementara itu, untuk keperluan profesional
dapat mengelola akun-akun dengan nama asli.
2. Mengamankan Identitas Utama
Karena
mudahnya memperoleh akun surel (surat elektronik) gratis, banyak orang memiliki
lebih dari satu akun surel. Karena surel merupakan akun dari utama setiap
orang, sebaiknya lebih siaga dalam menjaga keamanannya. Google menyediakan
autentikasi dwifaktor untuk mengamankan akun surelnya.
3. Penyebaran Identitas
Digital
Masalah
jejaring sosial ini tidak hanya bagaimana memelihara privasi, tapi juga
bagaimana mengonsolidasikan semua jejaring sosial ini ke dalam satu tempat.
Dengan demikian orang lain dapat menemukan dengan mudah identitas digital kita.
Sebaiknya mengonsolidasikan semua akun situs media sosial ini pada satu tempat
saja.
Tantangan dalam manajemen identitas digital :
1. Kepercayaan dan
Keamanan
Orang cenderung tidak percaya pada
organisasi atau pemerintah untuk melindungi informasi pribadi mereka. Di sisi
lain, anonimitas kehadiran online membuatnya sangat sulit bagi penyedia layanan
untuk mengidentifikasi pengguna dengan benar, yang dapat menjadi faktor risiko
yang besar. Oleh karena itu penyedia perlu mengandalkan proses otentikasi yang
biasanya rumit dan memakan waktu bagi pengguna, dan mahal untuk organisasi.
2. Persetujuan dan
Kontrol
Selain dari pelanggaran data, pengguna juga
semakin khawatir tentang penggunaan data pribadi mereka.
3. Kepemilikan
Mirip
dengan kepercayaan dan persetujuan, kepemilikan adalah masalah utama bagi
manajemen identitas digital. Siapa yang memiliki data pribadi? siapa yang
memiliki informasi pribadi yang dapat diidentifikasi, dan siapa yang dapat
mengambil manfaat darinya? Saat ini, banyak perusahaan internet seperti Google
dan Facebook mendasarkan model bisnis mereka pada iklan. Selain mendapatkan
akses ke layanan yang ditawarkan, pengguna akhir tidak mendapatkan manfaat apa
pun dari data mereka dalam model ini. Terlepas dari pertanyaan yang lebih
filosofis tentang kepemilikan data, solusi juga perlu memecahkan masalah teknis
untuk melacak dan mengumpulkan nilai data ini secara efektif.
4. Pengalaman
Pelanggan
Berlawanan
dengan identitas fisik, volume pengidentifikasi digital meningkat. Setiap pengguna
harus mengelola banyak akun, login, dan lingkungan yang semuanya menyimpan
beberapa informasi pribadi. Tetapi lingkungan itu jarang terhubung. Seperti
Joseph Lubin dari Consensys baru-baru ini menyatakan di sebuah konferensi di
Paris: “Internet tidak lengkap. Itu tidak memiliki konstruksi identitas".
Hasilnya adalah banyak kredensial yang seringkali sulit dikelola pengguna.
Survei terbaru menemukan bahwa 61% responden menggunakan kata sandi mereka di
beberapa situs. Ini membutuhkan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan solusi
integrasi saluran.
5. Biaya dan
kekokohan infrastruktur
Sistem saat ini tidak cukup kuat untuk melindungi data dari dicuri oleh pihak
ketiga. Selain sebagai risiko keamanan, penyimpanan pusat dari sejumlah besar
informasi pribadi yang dapat diidentifikasi juga membawa harga besar biaya
infrastruktur.
Cara untuk melindungi identitas digital, yaitu:
1. Tinjau izin dan kebijakan privasi yang telah Anda
konfigurasikan di layanan internet tempat Anda berlangganan. Saat ini semua memungkinkan
Anda untuk mengontrol apa yang ingin Anda terbitkan tentang Anda.
2. Pantau nama Anda secara teratur di Google untuk
mengetahui apa yang diketahui tentang Anda.
3. Buat profil secara bertanggung jawab: analisis
layanan online secara terperinci, bagaimana melindungi data pribadi pengguna.
4. Cobalah untuk mendefinisikan gambar pribadi dan profesional.
5. Izinkan akses hanya kepada orang yang Anda anggap
dapat dipercaya untuk mengontrol jangkauan publikasi Anda.
6. Log
out dari profil Anda di akhir, untuk mencegah akses
tidak sah.
7. Berhati-hatilah saat menerbitkan informasi atau
pendapat tentang pihak ketiga.
8. Ikuti langkah-langkah keamanan siber dasar seperti:
buat kata sandi aman dan lindungi dengan benar, hindari menggunakan data
pribadi di jaringan Wi-Fi publik atau gunakan email secara bertanggung jawab.
Kesimpulan
Dunia
maya itu adalah dunia yang tidak sebenarnya, dunia ini merupakan tempat dimana
untuk berinteraksi langsung secara online. Virtual identity merupakan identitas
virtual dari individu maupun kelompok di dalam dunia maya. Manajemen
identitas adalah
proses organisasi untuk mengidentifikasi, mengotentikasi, dan mengotorisasi
individu atau kelompok orang untuk memiliki akses ke aplikasi, sistem atau
jaringan dengan mengaitkan hak-hak pengguna dan pembatasan identitas yang telah ditetapkan.
Penyalahgunaan visual identity terjadi karena ketidaksadaran manusia sebagai
mahkluk realitas dalam dunia non-realitas yang membuatnya masuk kedalam dunia
metafisik, sehingga penyalahgunaan virtual
identity sering terjadi. Salah satu jenis penyalahgunaan yang terjadi dalam
virtual identity adalah terciptanya
kepribadian ganda dalam ruang lingkup virtual, dimana batasan-batasan identitas
telah lenyap dan mengakibatkan hilangnya identitas itu sendiri.
Sudah
seharusnya kita patut waspada dan berhati-hati dalam menggunakan dunia maya
terutama dalam ranah virtual identity
yang kedepannya dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral dan norma yang
berlaku.
Daftar Pustaka
Abdullatif. 2018. Apa yang dimaksud
dengan Dunia Maya atau Cyberspace ?https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-dunia-maya-atau-cyberspace/15151/2. (Diakses pada 7 Mei 2020).
Ayun, P.Q.
2015. Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas. Jurnal Komunikasi. 3(2): 1-16
Berita bebas. https://www.beritabebas.com/definisi/identity-management-id-management/. (Diakses 8 Mei 2020).
Choiri, B. 2016.
Dampak negative virtual
identity/identitas dunia maya. https://www.kompasiana.com/buztac/573aba1e2c7a617907754d78/dampak-negatif-virtual-identity-identitas-dunia-maya?page=all
(31 Maret 2020).
Gericke, M. 2018. Blockchain For Digital Identity
Management. http://scrypt.media/2018/10/02/blockchain-digital-identity-management/ (Diakses
pada 8 Mei 2020).
Id.wikipedia.org.
2019. Identitas. https://id.wikipedia.org/wiki/Identitas#cite_note-3_
(Diakses pada 31 Maret 2020)
Id.wikipedia.org.
2019. Identitas maya. https://id.wikipedia.org/wiki/Identitas_maya
(Diakses pada 31 Maret 2020)
Rangga, K. A.
2018. Real identity vs. virtual identity.
https://communication.binus.ac.id/2018/01/09/real-identity-vs-virtual-identity/ (Diakses pada 31 Maret 2020)
Stuart, Gail. W. & Laraia, Michele. T. 2005. Principles &
Practice of Psychiatric Nursing 8th
Edition. Philadelphia: Elsevier
Mosby.
Sydnes team. 2018. Discover your digital identity and the best way to protect it. https://www.syneidis.com/protect-digital-identity/. (Diakses pada 7 Mei 2020)
Sydnes team. 2018. Discover your digital identity and the best way to protect it. https://www.syneidis.com/protect-digital-identity/. (Diakses pada 7 Mei 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar