ALTERED PERCEPTIONS
Sebagai individu yang hidup di zaman
modern, tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang kita memiliki perbedaan perilaku
saat berinteraksi di dunia maya dengan dunia nyata. Perilaku dalam lingkungan online atau dunia maya yang berbeda
dengan dunia nyata dapat menghasilkan kualitas psikologis yang berbeda bagi
setiap individu, bagaimana individu tersebut mengalaminya sendiri maupun
individu lain yang mengalami. Pada saat individu berperilaku di dunia maya, akan
selalu menjadi interaksi yang kompleks antara fitur-fitur di dunia maya ini dan
karakteristik individu tersebut. Ketika seorang individu duduk diam dan menatap
monitor komputer bisa menjadi kondisi kesadaran yang berubah, ini dapat
disebabkan pada saat individu tersebut melakukan e-mail, beberapa individu akan mengalami pencampuran pikiran dengan
orang lain. Hal ini disebut dengan altered perception (persepsi yang diubah),
yaitu terjadinya perbedaan persepsi pada saat berinteraksi secara online. Hal
ini biasa terjadi pada individu ketika sedang berinteraksi dengan individu yang
lain menggunakan fitur-fitur pada dunia online atau dunia maya.
Dunia online atau dunia maya ini merupakan ruang transisi yang menjadi
perpanjangan dari dunia intrapsikis pengguna (individu). Komunikasi di dunia online atau dunia maya dapat mengubah
persepsi dan kondisi kesadaran individu dengan menjadi membuat dunia percaya,
mimpi seperti pengalaman, bahkan permainan di mana aturan kehidupan nyata tidak
berlaku lagi. ini dapat menjelaskan bentuk kecanduan komputer dan dunia maya.
Sementara persepsi itu sendiri merupakan suatu proses yang dimulai dari
penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu
sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui
indera-indera yang dimilikinya. Sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga
makhluk individual, tentu terdapat perbedaan yang dimiliki oleh manusia antara
individu yang satu dengan yang lainnya. Sarwono (2011, dalam Istikomatulaeli,
2018) mendefinisikan persepsi sosial sebagai aktivitas mempersepsikan orang
lain dan apa yang membuat mereka dikenali, melalui persepsi sosial kita
berusaha mencari tahu dan mengerti orang lain. Proses pembentukan persepsi
sosial dimulai dari pengenalan terhadap tanda-tanda nonverbal atau tingkah laku
nonverbal yang ditampilkan orang lain. Tanda-tanda nonverbal ini merupakan
informasi yang dijadikan bahan untuk mengenali dan mengerti orang lain secara
lebih jauh. Dari informasi-informasi nonverbal, kita membuat penyimpulan
tentang apa yang kira-kira sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain.
Kemudian, ungkapan-ungkapan verbal melengkapi penyimpulan-penyimpulan dari
tanda-tanda nonverbal. Dengan menggunakan informasi-informasi dari tingkah laku
nonverbal dan verbal, kemudian terbentuk kesan-kesan tentang orang lain.
Pada
saat individu mengakses dunia online
atau dunia maya maka ia menggunakan penglihatan dan pendengaran (merangsang
indera) yang akan menimbulkan altered
perception. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahpahaman antar individu saat
berinteraksi di dunia online atau
dunia maya karena ketika melakukan e-mail
yang menjadi perantara interaksi pada individu sering menyebabkan salah paham
akan emosi yang terkait dengan persepsi dalam lingkungan yang berbeda.
Referensi
Blumenfield, W. (2014). Cyber Psychology &
Cyberbullying
https://www.slideshare.net/wblumen/cyber-psychology (Diakses pada 19 Mei 2020)
https://www.slideshare.net/wblumen/cyber-psychology (Diakses pada 19 Mei 2020)
Ciputraceo. (2016). Bagaimana cara orang
membangun persepsi? http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/21/persepsi (Diakses pada
19 Mei 2020)
Istikomatulaeli. 2018. Proses persepsi sosial di media sosial Instagram (Studi kasus pada mahasiswa IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.
Istikomatulaeli. 2018. Proses persepsi sosial di media sosial Instagram (Studi kasus pada mahasiswa IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.
Suler, J. (2002). The basic psychological
features of cyberspace. In The Psychology
of Cyberspace. http://users.rider.edu/~suler/psycyber/basicfeat.html (Diakses pada
19 Mei 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar